Saturday 3 November 2007

Alarm dan diriku - 2

Previously on Hamdanil's blog...

inilah hari-hari pertama aku masuk ke NTU. Dan juga hari-hari pertamaku di Singapura, yang katanya salah satu kota terbesar di dunia. Suatu hari, aku sendirian di kamar karena roommate nginap di tempat abangnya (kalau ga salah). Aku pun tertidur dengan lelap.

Tengah malam, tiba-tiba suatu alarm meraung-raung dengan nyaringnya. Tentu saja, aku
gembira, bom yang kupasang di kamar OV tadi siang meledak juga akhirnya terbangun dan bertanya-tanya. Apa gerangan ini? Apalagi ini negeri antah-berantah yang aku baru tinggal disini kurang dari seminggu.

Cerita 2 - cont'd

Waktu itu aku baru beberapa hari di singapura. Aku masih kayak orang Padang baru liat Pekanbaru orang desa baru liat kota. Kayaknya ni Singapur serba tertib & teratur. Hmm, kalau ada alarm malam-malam gini pasti ada apa-apanya

Kucubit-cubit tanganku. eh ternyata cuma mimpi. Aku pun berpikir keras, apa yang mesti dilakukan. Mau lanjut tidur, bunyi alarmnya keras banget, mana bisa tidur. Lagipula bagaimana kalau memang terjadi apa-apa? Masa' aku datang dari pekanbaru ke singapur cuma buat jadi korban kebakaran? hi.. Aku lalu liat keluar kamar. Wah kok ga ada orang panik (ga seperti di
cerita 1, padahal bunyi alarmnya nyaring sekali). Hmm.. kalau ga salah kemaren aku liat ada meja satpam dekat hall office. Kuputuskan untuk kesana aja, better safe than sorry. sesampainya disana, kulihat tulisan GUARD ON PATROL terpampang di atas meja. duh, ternyata satpamnya lagi keliling. Bagaimana ya?

Hm.. kalau begini caranya.. mau tak mau.. telpon kampus security

"Hello! This is NTU Campus Security!"
"Hello! I want to report I hear an alarm in my hall."
"What alarm?"
"Not sure, but the voice is very loud."
"Yeah, I can hear it."
"I tried to speak to the security guards, but they were on patrol and I could not find them."
"OK. What is your address?"
"xx-xx-xx"
"-----------."
(suara kurang jelas)
"Excuse me?"
"We will send some technicians to help you. Just stay calm and wait."
"Oh OK. Thanks."

Hmm, stay calm and wait. Ok.. ok.. sambil nunggu, aku mikir-mikir tadi waktu aku keluar kok bunyinya ga sekeras didalam ya? jangan-jangan bunyinya dari dalam. Kulihat sekeliling... hmm ga ada benda mencurigakan. Mungkin dari ruangan di atasku, soalnya bunyinya kedengaran dari arah atas.

Akupun memasang telinga lebih baik lagi (cuma metafora lo!), dan kedengarannya suaranya dari arah tempatnya roommate. Hah disebelah sananya kan toilet & kamar mandi. masa' toilet kebakaran sih? ngawur ah. coba dengar baik-baik lagi

hm kayaknya dari rak bukunya. banyak bungkusan-bungkusan gitu. Aku geledah semua. bah! darahku serasa berhenti mengalir saat kulihat...





.....






.....





ternyata yang ribut dari tadi itu JAM WEKER ROOMMATE! baru beli hari ini kayaknya! BAH! ternyata ini yang bunyi dari tadi. Sial, bikin kaget aja...
Keras amat bunyinya! Dimana ya matiinnya? oh ini. *mematikan bunyi alarm, siap untuk tidur lagi*

Ah baru ingat. Campus security udah terlanjur ditelepon. Kalau teknisinya sampai disini, mau bilang apa aku? Ya sudah, kutelpon lagi.

"Hello?"
"Hello. I am the one who called earlier. It was just an alarm."
"Pardon?"
"A normal alarm."
"You mean, a clock alarm?"
"Yes, yes... I mean a clock alarm. My roommate apparently bought a new alarm, and he is staying outside tonight"
"You are joking, right? You will be fined for emergency call abuse! So it's just normal?"
"Yes. I am sorry."
"So everything alright?"
"(
sigh... udah dibilang dari tadi) Yes. And don't send the technicians, please."
"Ok. good night"

Moral of the story:
  • Jika ada bahaya, menelepon pihak keamanan adalah tindakan yang tepat. Tapi ingat, cek dulu kalau memang benar-benar keadaan bahaya.
  • Berpikirlah dengan jernih.
  • Kalau beli alarm baru yang bunyinya keras, dan malam itu ga nginap di kamar itu, jangan dihidupkan! setidaknya jangan disembunyikan!
*hhh akhirnya bisa ngepost juga. minggu ini aku sibuk banget (hehehe)

12 comments:

kiki ali said...

moral point ke empat:
jangan keseringan tidur!!!

phy said...

ternyata ente dulu emang belum baligh ya...gak bisa bedain bunyi alarm beneran dengan alarm weker..ckckck

dina said...

sekamar ndak normal

Anonymous said...

wahahahahahahahahahahaha... In the end tuh jam rusak jadi gak pernah kepake lagi sejak kejadian itu kayaknya :p. Mantab lah nil, minimal ada pengalaman nelpon campus security :p

Hamdanil said...

@kiki: moral ke-5: orang yang normal tengah malam memang tidur
*kecuali menjelang exam, kayaknya definisi normal terbalik

@phy: ente sih belum dengar bunyinya.. bunyi alarm beneran

@dina:setidaknya aku lebih normal :P

@iko: dasar ente...tapi benar juga, pengalaman
mungkin jamnya "dihukum" gara2 udah nipu ane, hahaha

Anonymous said...

Quote: "in the end tuh jam rusak jadi gak pernah kepake lagi sejak kejadian itu kayaknya :p"
Apakah artiny tu jam diancurin sama danil?? gile....

Alarm diidupin, tp orang ny gk ada???
Hati2 nil, Iko sprtny suda merencanakan dr jauh2 hari, :D

Anonymous said...

mungkin di indonesia timur ngga ada alarm kebakaran,tapi paling ngga jam weker ada....!!!
di pekanbaru nggak ad jam weker ya???

Hasa said...

"di pekanbaru nggak ad jam weker ya???"
Ada kan Dan, di pk kan banyak mall, g kayak di pdng :D

Hamdanil said...

@veeguil:hmm... memang mencurigakan...

@anon: ya ada jam weker, tapi jam weker yang mirip alarm kebakaran, belum pernah dengar... hahaha...

@harsa: memang banyak mall, kalau dibandingkan dg padang! :P

Indah Puspita Rani said...

sering denger juga tuh.. alarm kebakarann.. *gak sering sih.. kadang2.. *

tapi aku sih mikirnya : "paling ada orang yang ngerokok di bawah sensor asep.. hehehehe.. "

tapi beneran.. Iko knapa beli jam weker bunyinya kudu mirp sama alarm kebakaran yaa?? ada apa yaa??? hummm....

Meca said...

Hmm...sepertinya daniel org yg cpt was-was...yah, maklumlah krn di negeri org...
kalau di negeri sendiri???

Betria said...

nice writing, my heart was beating, what's gonna happen after you "put ur ears better"

 
© Hamdanil Rasyid. Except where stated otherwise, all rights in the texts of this blog are owned by Hamdanil Rasyid, and
all posted images are licensed under a Creative Commons Attribution-Share Alike 3.0.